Sering banget kita ditanya orang kerja dimana ? pekerjaan atau karir menjadi hal yang penting bahkan kalau boleh dibilang sudah menjadi pride dan existensi seseorang.orang berlomba – lomba mendapatkan pekerjaan dan karir yang bagus, bahkan untuk itu mereka rela menukarnya dengan apa saja, baik itu waktu dan kebebasan kita..karena atas nama commitment pada pekerjaan akhirnya kita rela melakukan lembur hanya untuk mengejar deadline atau supaya semua selesai dengan baik dan tepat waktu.Ada yang begitu bahagia dan menikmati pekerjaannya, namun tidak sedikit yang mulai “tersiksa” atau dengan kata lain “ terpaksa”.Kalau sudah begitu ujung-ujungnya kita akan gampang mengeluh dan mulai membanding –bandingkan pekerjaan kita dengan orang lain, dan merasa bahwa pekerjaan kita lah yang terberat.
“enak ya jadi kamu.. kerjaannya cuma nulis,mengatur surat, bikin janji, jalan- jalan meeting kesana kemari eh dapat duitnya banyak..kata seorang teman pada sekretaris bos. “loe mah enak kerja bisa sambil ketawa ketiwi, handle system,kalau kagag error ga ada kerjaan.. sedangkan gue harus kesana kemari , belon lagi kalau ada user yang bawel..ampun dach…curhat seorang teman kepadaku..** hadew – hadew belum tau aja loe, betapa kami harus bekerja keras, bahkan ampe malam kalau kurang masih harus lembur demi menjaga system tetap stabil,apalagi system ini menyangkut jasad hidup orang banyak..#lebay..tapi memang begitulah keadaannya, dulu bahkan awal- awal kita go live system ini tidur di kantor begadang ampe berhari- hari itu mah sudah biasa…pergi pagi pulang pagi..tapi sejauh ini masih berusaha untuk menikmati pekerjaan saya, karena saya telah memilih pekerjaan ini. Bener kalau ada pepatah orang jawa “ urip iku mung sawang sinawang” artinya kira – kira bahwa di kehidupan sehari-hari kita sering melihat bahwa orang lain lebih beruntung daripada kita atau bahkan juga kebalikannya , padahal kita tidak tau bagaimana sebenarnya keadaan orang tersebut. Dalam mengerjakan sesuatu, seharusnya kita bersyukur dan tidak bersungut-sungut. Semestinya kita mencintai apa yang kita kerjakan, apapun profesi yang sudah kita pilih.hidup memang penuh dengan pilihan, termasuk didalamnya tentang pilihan pekerjaan kita, karena kita yang memilih maka kita harus tau bahwa setiap pilihan pasti ada konsekuensinya…hehe..termasuk harus siap sedia bekerja keras.
Puji Tuhan saya termasuk orang yang sangat beruntung, bahwa saya telah diberi kesempatan oleh Tuhan “mencicipi” banyak pekerjaan, mulai dari event organizer,guru TK,freelance web designer,volunteer di sebuah NGO, bekerja sebagai staff IT di sebuah perusahaan, sampai dengan junior consultant SAP di sebuah perusahaan milik negara..itu semua seperti mimpi indah yang terwujud..Ternyata rencana Tuhan memang indah, bahkan untuk belajar SAP saja orang harus kursus atau setidaknya harus mengeluarkan beberapa ribu dolar, aku bisa gratis..tis dan langsung terjun ke perusahaan milik negara ini sampai dengan 2 cycle project bahkan sampai sekarang masih harus jaga “gawang” nya, saya mensyukuri setiap kesempatan ini sebagai anugrah yang luar biasa dalam hidup saya, jadi masih layakkah “sungut dan keluh kesah “saya.. Banyak orang berpikir, jaman sekarang memang susah cari kerja. Bisa mendapatkan pekerjaan aja sudah untung, walaupun kadang itu tidak sesuai dengan idealis kita. Tidak sedikit orang-orang yang terjun ke dalam bidang pekerjaan tertentu yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan maupun hobinya, seperti teman saya yang sarjana kimia harus bekerja di bank, dan teman saya yang lain seorang sarjana sastra harus bekerja sebagai programmer di sebuah software house. Ketika saya tanya bagaimana perasaan mereka apakah mereka bahagia dengan pekerjaannya ? ternyata jawaban teman saya beragam, yang bekerja di bank bilang bahwa ya sudahlah saya terima saja, yang penting dapat duit dan saya tidak menganggur,walaupun saya sangat tidak menikmatinya bahkan dia mulai melirik pekerjaan lain,dia mulai merintis menjadi dosen kimia seperti impiannya..namun jawaban teman saya yang programmer lebih luar biasa,dia bilang bahwa pada awalnya dia jatuh bangun, namun pada akhirnya dia justru sangat mencintai pekerjaannya itu.
Dari pengalaman tersebut, saya bisa bersyukur karena saya memiliki pekerjaan dan saya juga termotivasi untuk meningkatkan kemampuan saya, sehingga suatu hari nanti saya bisa mencapai titik tertinggi dalam karir saya.berhentilah bersungut – sungut, berhentilah berkeluh kesah, berhenti marah – marah untuk hal sepele.segera tentukan pilihan untuk kalian yang saat ini masih galau dengan pekerjaannya, dan kalau memang masih ingin bertahan dengan pekerjaan anda, mulailah dengan mencintai pekerjaan anda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan anda dan untuk yang sudah merasa terpaksa dan tidak tahan dan merasa semuanya seperti sia – sia dan tidak berharga, segera tentukan pilihan juga untuk mulai mewujudkan sebuah pekerjaan yang menurut kalian menyenangkan, jangan sia- siakan sepertiga hidup kita dalam sehari untuk sebuah hal yang tidak kalian cintai..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar